Terciptanya Alam Semesta Menurut Al-Quran |
|
|
|
http://www.arismansuyendra.com/images/stories/gdepan/tatasurya.jpg
Al-Qur’an
merupakan sumber segala ilmu. Al-Qur’an menyebutkan tentang kejadian
alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan
manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu
akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti
keingintahuan tentang rahasia alam semesta.
Alam semesta merupakan sebuah bukti kebesaran Tuhan, karena penciptaan
alan semesta dari ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha
Kuasa. Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya
untuk manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta
dalam ayat-ayat Nya. Meskipun demikian al-Qur’an bukan buku kosmlogi
atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat
penting saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud. Keinginantahuan
manusia tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Qur’an saja, akan
tetapi juga melakukan perintah Tuhan. Sehingga ia dapat menemukan
kebenaran yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran
al-Qur’an, berdasarkan surat Yunus ayat101. Oleh karena itu tidak dapat
diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta bukanlah produk dari hasil
pemikiran manusia, akan tetapi produk dari hasil Allah Swt.
A. Alam Semesta dalam Perspektif Klasik dan Modern
1. Pandangan Klasik
Menurut
pakar fisika bahwa alam tidak hanya tak berhingga besarnya dan tak
terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya dari waktu tak
berhingga lamanya yang telah lampau sampai waktu tak berhingga lamanya
yang akan datang.
Menurut Einstein bahwa alam semesta tidak
pernah diciptakan, yang qadim, langgeng, sesuai dengan konsesus yang
didasarkan pada kesimpulan yang rasional sebagai analisis yang kritis
terhadap berbagai data yang diperolehnya dari pemikiran dalam
pengamatan.
2. Pandangan Modern
Menurut Hubble bahwa alam semesta ini tidak statis, melainkan merupakan alam yang dinamis, seperti model Friedman.
Hubble
melakukan observasi tentang alam melalui teropong bintang terbesar di
dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita, yang menurut
analisis terhadap spektrum cahayanya tampak menjauhi galaksi kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh
bergerak paling cepat meninggalkan kita.
1
Menurut
Gamow, Alpher dan Robert Herman, bahwa terjadi ledakan yang maha
dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagat raya ke semua arah, yang
kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi karena tidak mungkin
materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang alam
tanpa meremas diri dengan gaya gravitasinya yang sangat kuat, sehingga
volumenya menjauhi titik, maka disimpulkan bahwa dentuman besar itu
terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan kecepatan yang
sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat
kecil. Sehingga menurut mereka alam semesta lahir dari sebuah
singularitas dengan keadaan ekstrem.
B. Alam Semesta dalam Perspektif Islam Alam semesta menurut Islam adalah diciptakan pada suatu waktu dan akan ditiadakan pada saat yang lain.
Pandangan
Einstein tentang alam semesta sangat bertentangan dengan konsep alam
menurut Al-Qur’an. Karena semula alam tiada tetapi kemudian, sekitar 15
milyard tahun yang lalu, tercipta dari ketiadaan. Sedangkan
perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran
Al-Qur’an dapat kita lihat dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30 yang berbunyi:
أولم ير الذين كفروا أن السموات والأرض كانتا رتقا ففتقناهما
Dan
tidaklah
oarang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit (ruang alam) dan bumi
(materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
keduanya itu. (Q.S. Al-Anbiya’ : 30).
C. Ayat-ayat yang berhubungan dengan alam Semesta
Di antara ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik tentang penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an yaitu:
1 Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa
Allah SWT setelah merici ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan
mengingatkan awal kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan bukti
keberadaan serta kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang
mereka saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian Dia menyebutkan
ayat-ayat-Nya atau bukti lain yang ada di cakrawala melalui apa yang
mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi, untuk menunjukkan
kekuasaan-Nya yang meliputi segala-galanya dan menunjukkan betapa
banyak karunia-Nya kepada umat manusia dengan menjadikan segala yang di
bumi sebagai bekal dan persediaan untuk dimanfaatkan. Untuk itu Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم (29)
Penjelasan
Menurut Syekh Ahmad Musthofa Al-Maraghi makna ayat:2
- هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا (Dialah Tuhan yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu) yaitu :
Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh melalui salah satu dari dua cara, yaitu:
1.
Memanfaatkan benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk memberikan
potensi pada tubuh atau kepuasan padanya dalam kehidupan duniawi.
2.
Dengan memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak dapat diraih
oleh tangan secara langsung, untuk digunakan sebagai bukti tentang
kekuasaan penciptanya dan dijadikan santapan rohani.
Dengan ayat
ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya memanfaatkan segala benda di
bumi ini dibolehkan. Tidak seorangpun mempunyai hak mengharamkan
sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya
sebagaimana telah difirmankan pada ayat 10 surat Yunus.
- ثم استوى إلى السماء (kemudian Dia menuju langit) yaitu:
Kata
samaa artinya sesuatu yang jauh berada di atas kepala kita. Dan kata
Istawaa berarti langsung menuju tujuan tanpa kecenderungan mengerjakan sesuatu yang lain di tengah-tengah menciptakannya.
- فسواهن سبع سموات (lalu menciptakan tujuh langit) yaitu:
Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan langit hingga menjadi tujuh langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat :3
- هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا yaitu:
Dipahami
oleh banyak Ulama’ menunjukkan bahwa pada dasarnya segala apa yang
terbentang di bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali jika ada
dalil yang melarangnya.
Kata
Istawaa pada
mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok. Selanjutnya kata itu
dipahami secara majazi dalam arti menuju ke sesuatu dengan cepat dan
penuh takad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kiri
dan ke kanan.
Kehendak
Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak tersebut serupa
dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya dalam
bentuk seagung dan sebaik mungkin.
Bahwa langit itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpa
sedikit aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk ayat 03.
Menurut Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasqy makna ayat:4
- ثم استوى إلى السماء (kemudian Dia menuju langit) yaitu:
Summa dalam ayat ini menunjukkan ‘ataf khabar kepada khabar, bukan ‘ataf fi’il kepada fi’il yang lain.
Istawaa ilas samaa
yaitu berkehendak atau bertujuan ke langit. Makna lafadz ini mengandung
pengertian kedua lafadz tersebut, yakni berkehendak dan bertujuan,
karena ia dimuta’addi-kan denagn memakai huruf
ila.
- فسواهن سبع سموات (Lalu Dia menciptakan langit tujuh lapis) yakni:
Lafadz
as-samaa dalam ayat ini merupakan isim jins, karena itu disebutkan
sab’a samaawaat. Maksud ayat ini yaitu Sebagian dari langit berada di atas sebagian lainnya. Dikatakan
sab’a samaawaati artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada dibawah yang lain. Ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit.
- وهو بكل شيء عليم (Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu) yaitu:
Maksudnya, pengetahuan-Nya meliputi semua makhluk yang telah Ia ciptakan sebagaimana dalam firman-Nya:
ألا يعلم من خلق..(الملك : 14)
Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi:
قل
أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب
العالمين (9) وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في
أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها
وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن سبع سموات في
يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك
تقدير العزيز العليم (12)
Di dalam ayat Fushilat
terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT memulai ciptaan-Nya
dengan menciptakan Bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit.
Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian
bawah, setelah itu baru bagian atasnya. Makna ayat ini juga diterangkan
dalam surat an-Naazi’aat 27-33:
5
ءأنتم
أشد خلقا أم السماء بناها (27) رفع سمكها فسواها (28) وأغطش ليلها وأخرج
ضحاها (29) والأرض بعد ذلك دحاها (30) أخرج منها ماءها ومرعاها (31)
والجبال أرساها (32) متاعا لكم ولأنعامكم (33) (النازعات : 27-33)
Apakah
kalian yang lebih sulit penciptaannya atau langit? Allah telah
membinanya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya,
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang
benderang. Dan bumi sesudah dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya
mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan
untuk binatang-binatang ternak kalian.
Menurut
Ali Ibnu Abu Talhah, dari Ibnu abbas, bahwa As-Daha
(Penghamparan),dilakukan sesudah penciptaan langit dan bumi. As-Saddi
telah mengatakan di dalam kitab tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu
Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, serta dari
sejumlah sahabat sehubungan dengan makna surat al-Baqarah ayat 29.
bahwa Arasy Allah SWT berada di atas air, ketika itu Allah belum
menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan asap dari air tersebut, lalu
asap (agar) tersebut membumbung di atas air hingga letaknya berada di
atas air, dinamakanlah
sama (langit).
Kemudian air
dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang menyatu. Setelah itu bumi
dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam 2 hari, yaitu Ahad
dan Senin. Allah menciptakan bumi di atas ikan besar, dan ikan besar
inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Qolam
ayat 1 :
ن والقلم وما يسطرون (1)
Sedangkan
ikan besar (nun) berada di dalam air. Air berada di atas permukaan batu
yang licin, sedangkan batu yang licin berada di atas punggung malaikat.
Malaikat berada di atas batu besar, dan batu besar berada di atas
angin. Batu besar inilah yang disebut oleh Luqman bahwa ia bukan berada
di langit dan juga di bumi.
Kemudian ikan besar itu bergerak,
maka terjadilah gempa di bumi, lalu Allah memancangkan gunung-gunung di
atasnya hingga bumi menjadi tenang, gunung-gunung itu berdiri dengan
kokohnya di atas bumi. Berdasarkan firman Allah dalam surat al-Anbiya’
: 31:
وجعلنا في الأرض رواسي أن تميد بهم ..(31)
Allah
menciptakan gunung di bumi dan makanan untuk penghuni-penghuninya dan
menciptakan pepohonan dan semuanya diperlukan di bumi pada hari Selasa
dan Rabu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 9-10. berdasarkan surat Fushilat ayat 11 yang berbunyi:
ثم استوى إلى السماء وهي دخان ..(فصلت : 11)
Bahwa
asap itu merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap dijadikan langit
tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at. Sesungguhnya
hari Jum’at dinamakan demikian karena pada hari itu diciptakan langit
dan bumi secara bersamaan.
Setelah Allah menyelesaikan
penciptaan apa yang Dia sukai, lalu Dia menuju Arasy, sebagaimana dalam
firman-Nya surat al-Hadid ayat 4 yaitu :
هو الذي خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش ..(الحديد : 4)
Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas Arasy.
Ibnu
Jaris mengatakan. Telah menceritakan kepadanya Al-Musanna, telah
menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Saleh, telah menceritakan
kepadaku Abu Ma’syar, dari Sa’id Ibnu Abu Sa’id, dari Abdullah Ibnu
Salam yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah memulai penciptaan
makhluk-Nya pada hari Ahad, menciptakan berlapis-lapis bumi pada hari
Ahad dan Senin, menciptakan berbagai makanan dan gunung pada hari
Selasa dan Rabu, lalu menciptakan langit pada hari Kamis dan Jum’at.
Hal itu selesai di akhir hari Jum’at yang pada hari itu juga Allah
menciptakan Adam dengan tergesa-gesa. Pada saat itulah kelak hari
qiamat akan terjadi.
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-Baqarah ayat 29 yaitu:6
-
Banyak sekali uraian para Mufassir dan Teolog tentang penciptaan langit
dan bumi, mereka berbicara tentang apa yang ada sebelum penciptaan dan
sesudahnya dan juga tentang istawaa. Mereka lupa bahwa
sebelum dan sesudah adalah dua istilah yang digunakan manusia dan
keduanya itu tidak menyentuh sisi Allah dan istawaa adalah istilah
kebahasaan yang disini hanya menggambarkan bagi manusia (makhluk
terbatas ini), suatu substansi yang tidak terbatas.
- هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا yaitu:
Perkataan
“untuk kamu “ memiliki makna yang dalam dan memiliki kesan yang dalam
ppula. Ini merupakan kata pasti yag menetapkan bahwa Allah menciptakan
manusia ini untuk urusan yang besar.
- ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات yaitu:
Menurut Sayyid Quthb tidak ada tempat untuk mempersoalkan hakikat
maknanya, karena kata itu adalah lambang ynag menunjuk pada
kekuasaan dan berkehendak untuk membuat sesuatu. Demikian halnya
dengan makna berkehendak menuju penciptaan. Sebagaimana halnya
tidak ada tempat untuk membahas makna tujuh langit serta bentuk
dan jaraknya
Karena
Alah pencipta segala sesuatu, yang mengatur segala sesuatu. Dan
jangkauan pengetahuan-Nya yang mennyeluruh ini sama dengan
jangkauan-Nya yang menyeluruh bagi pengaturan-Nya. Hal ini mendorong
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Esa, memotivasi beribadah
kepada Yang Maha Memberi rizqi dan nikmat saja merupakan pengakuan yang
indah terhadapnya.
Pesan dari ayat ini adalah
bumi diciptakan untuk manusia, dimana Allah menciptakan bumi agar
manusia berperan sebagai khalifah, berperan aktif dan utama dalam
peristiwa-peristiwa serta pengembangannya. Dia adalah pengelola bumi
dan pemilik alat, bukan dikelola oleh bumi dan menjadi hamba yang
diatur atau dikuasai oleh alat. Tidak juga tunduk pada perubahan dan
perkembangan yang dilahirkan oleh alat-alat, sebagaimana diduga bahkan
dinyatakan oleh paham materialisme.
Informasi Allah ini
bertujuan mengecam orang-orang kafir yang mempersekutukan Allah,
padahal Dia adalah pencipta yang menguasai alam raya ,yang
menghamparkan bumi manusia dan menyerasikan langit agar kehidupan di
dunia menjadi nyaman. Semua iti tidak ada tempatnya untuk dibahas
karena keterbatasan akal manusia, sekaligus karena membahasnya dan
mengetahuinya sekalipun tidak berkaitan dengan tujuan penciptaan
manusia dan sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia. Demikianlah
segmen surat ini, semuanya difokuskan pada masalah keimanan, dan seruan
untuk memilih rombongan konvoi orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
2 Surat Al-Mulk ayat 1-4
Yaitu surat yang menunjukkan tentang seluruh kerajaan (kekuasaan) ada dalam tangan Allah.
Surat al-Mulk ayat 1 berbunyi :
تبارك الذي بيده الملك وهو على كل شيء قدير (1)
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat:7
- تبارك الذي بيده الملك (Maha Suci Dia, yang di dalam tangan-Nya sekalian kerajaan) yaitu:
Bahwa
ayat tersebut mengandung pengertian betapa Tuhan memberi ingatan kepada
manusia dalam kerajaan dan kemegahan dalam dunia ini, bahwasannya
kerajaan yang sebenar kerajaan, kekuasaan yang sebenar kekuasaan hanya
ada dalam tangan Allah.
Segala kerajaan dan kekuasaan yang ada
di muka bumi ini, bagaimanapun manusia mengejarnya atau
mempertahankannya bila telah dapat diperoleh, tidaklah semua itu
benar-benar kerajaan (kekuasaan). Bagaimanapun seorang Raja (Presiden)
memerintah dengan segenap kekuatan, kegagahan dan kadang-kadang
kesewenang-wenangan, namun kekuasaan yang seperti demikian hanyalah
pinjaman belaka dari Allah dan tidak ada yang akan kekal dipegangnya
terus.
Naiknya seorang penguasa pun hanyalah karena adanya
pengakuan sedang Allah sebagai Maha Kuasa dan Maha Menentukan, tidaklah
Dia berkuasa karena diangkat. Itulah sebabnya maka mustahil Allah itu
beranak, sebab Allah itu hidup selama-lamanya dan Maha Kuasa untuk
selama-lamanya.
- وهو على كل شيء قدير (Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan) yaitu:
Sebagai
Tuhan Yang Maha Kuasa, pembagi kekuasaan kepada sekalian raja dan
penguasa di dunia (di seluruh alam ini), baik di bumi atau di langit,
Allah lah yang maha menentukan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah
meliputi segala sesuatu, baik yang sangat besar maupun yang sangat
kecil.
Dengan menggali rahasia alam, akan mendapat pengetahuan
tentang segala yang dilihat, didengar dan diselidiki, dari yang kecil
sampai kepada yang besar, di waktu mendapatkannya itulah kita akan
lebih faham apa arti yang sebenarnya dari pada kata takdir.
Dari
uraian diatas dapat dipahami bahwa segala sesuatu itu ada ketentuannya.
Jika tidak ada, maka tidak akan berarti yang dinamakan ilmu pengetahuan
(sains). Dan ini ditegaskan pada dekat penutup surat Ali-Imran ayat 191
:
ربنا ما خلقت هذا باطلا
Demikianlah
bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Menentukan. Sehingga hidup dan mati manusia,
musibah atau keselamatan itu adalah pertemuan di antara ketentuan
dengan ketentuan, baik yang kecil maupun besar ataupun yang diketahui
manusia maupun sebaliknya. Namun seluruh keadaan dalam alam ini
tidaklah ada yang terlepas dari ketentuan yang telah ditentukan Tuhan,
yang kadang-kadang disebut juga hukum sebab akibat.
Surat Al-Mulk ayat 2 berbunyi:
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور (2)
Penjelasan
Menurut prof. Dr. Hamka makna ayat:8
- الذي خلق الموت والحياة (Dan Dia yang menciptakan maut dan hidup) yaitu:
Bahwa
Allah-lah yang menciptakan mati dan hidup. Tujuan dari ayat tersebut
memberi peringatan kepada manusia, bahwa hidup ini tidaklah berhenti di
dunia ini saja. Ini adalah peringatan kepada manusia agar mereka ingat
akan mati di samping dia terpesona oleh hidup. Berkenaan dengan ayat
tersebut, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari
Qatadah yang berbunyi :
ان الله اذل نبى ادم بالموت وجعل الدينا دار حياة ثم دار موت و جعل الآخرة دار جزاء ثم دار بقاء
Sesungguhnya
Allah menghinakan keturunan Adam dengan maut, dan Allah menjadikan
dunia ini negeri untuk hidup, kemudian itu negeri untuk mati, dan Dia
jadikan negeri akhirat untuk menerima ganjaran dan negeri untuk kekal.
- ليبلوكم أيكم أحسن عملا (karena Dia akan menguji kamu, manakah di antara
kamu yang terlebih baik amalannya.) yaitu:
Maka
di antara hidup dan mati itulah kita mempertinggi mutu amalan diri,
berbuat amalan yang bermutu dan lebih baik. Tegasnya di sini dijelaskan
bahwa yang dikehendaki Allah dari kita adalah
ahsanu’amalan,
amalan yang terlebih baik, biar pun sedikit, oleh karena itu janganlah
beramal hanya karena mengharapkan kuantitas, tetapi beramallah yang
bermutu tinggi walaupun berkualitas.
- وهو العزيز الغفور (Dan Dia adalah Maha Perkasa dan Maha Pengampun)
yaitu:
Dengan
menonjolkan terlebih dahulu sifat Allah yang bernama Al-Aziz, Yang Maha
Perkasa dijelaskan bahwa Allah tidak boleh dipermainkan. Di hadapan
Allah tidak boleh beramal separo atau ragu-ragu, melainkan dikerjakan
dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan penuh disiplin. Karena kalau
tidak demikian, Tuhan akan murka. Tetapi Tuhan pun memiliki sifat
Al-Ghofur, Maha Pengampun atas hamba-Nya yang tidak dengan sengaja
melanggar perintah Tuhan, dan berniat hendak berbuat amalan yang lebih
baik, tetapi tidak mempunyai tenaga yang cukup buat mencapai yang lebih
baik itu.
Surat Al-Mulk ayat 03, berbunyi :
الذي خلق سبع سموات طباقا ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت فارجع البصر هل ترى من فطور(3)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat :
- الذي خلق سبع سموات طباقا (Dia telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat) yaitu:
Di dalam zilal nya bahwa langit tujuh tingkat itu jangan ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan (
science, sains) yang bisa berubah-ubah. Karena penyelidikan manusia tidak akan lengkap menghadapi alam cakrawala yang begitu luas.
Menurut Prof. Dr. Hamka makna ayat:9
- ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت (Tidaklah akan engkau lihat pada penciptaan
yang Maha Pemurah itu sesuatu pun dari yang bertikaian) yaitu:
Bahwa
semua yang diciptakan Tuhan dijadikan dengan teratur dan tersusun rapi.
Menurut ahli-ahli astronomi bahwasannya bintang-bintang yang bertaburan
di langit itu diatur menurut jarak ukuran tertentu, ukuran
keseimbangan. Sehingga yang satu berkait dengan yang lain. Dan tidak
terjatuh dari tempat yang telah ditentukan.
- فارجع البصر هل ترى من فطور (Maka ulanglah kembali penglihatan adalah engkau lihat semuanya itu janggal) yaitu:
Ilmu
pengetahuan manusia telah membuktikan bahwa bulan lebih kecil dari
bumi. Mengapa sama saja kelihatan besarnya? Alangkah cerdik dan pandai
Tuhan mengaturnya. Sebab itu tidaklah ada yang janggal.
Surat Al-Mulk ayat 04, berbunyi :
ثم ارجع البصر كرتين ينقلب إليك البصر خاسئا وهو حسير (4)
Penjelasan
Menurut Prof.Dr. Hamka makna ayat :10
- ثم ارجع البصر كرتين (kemudian itu ulanglah penglihat kedua kalinya) yaitu:
Ayat
ini menyuruh kita mengulangi penglihatan memperhatikan sekali lagi, dua
tiga kali. Karena apabila ditambah mengulangi melihatnya akan terdapat
lagi keajaiban yang baru.
- ينقلب إليك البصر خاسئا (niscaya akan kembalilah penglihatan dalam keadaan payah) yaitu:
Payah
dalam ayat ini adalah payah karena kagum dengan kebesaran Ilahi, bila
dilihat keadaan alam yang sekelilingnya kita ini akan terdapatlah
sifat-sifat Allah yang mulia tertulis dengan jelasnya.
- وهو حسير (Dan dia akan mengeluh) yaitu:
Mengapa
mengeluh? Mengeluh lantaran karena di waktu itu menedesaklah dari dalam
jiwa kita sebagai manusia berbagai perasaan. Di antaranya kagum melihat
betapa besarnya kekuasaan Tuhan dan terasa kecil diri di bawah
kekuasaan Tuhan dan terasa kecil diri di bawah kekuasaan Ilahi.
Menurut Ust.Asrari Alfa MAg dan Drs. H. Syu’aib H. Muhammad MAg diambil dari Shofwatut Tafsir makna surat al-Mulk ayat 1-4 yaitu:11
- Makna تبارك الذي بيده الملك yaitu:
Maha
mulia dan luhur Allah yang maha tinggi dan maha besar, yang melimpahkan
kepada makhluknya bermacam-macam kebaikan .Yang mankerajaan langit dan
bumi dalam genggaaman kekuasaan dan berbuat sesuatu sekehendakNya. Ibnu
Abbas berkata: DitanganNyalah segala kerajaan, Dia memulyakan dan
menghinakan orang yang dikehendaki, menghidupkan dan mematikan,
menjadikan kaya dan fakir, serta memberi dan mencegah.
- وهو على كل شيء قدير yaitu:
Dialah
yang menguasai segala sesuatu yang baginya kekuasaan yang sempurna,
yang menyelesaikan segala urusan secara sempurna tanpa menahan dan
menolak kemudian menerangkan kekuasaanNya dan kata hikmahNya sangat
mulia.
- الذي خلق الموت والحياة yaitu:
Menjadikan
di dunia sebuah kehidupan dan kematian, Dia menghidupkan dan mematikan
apa yan dikehendakiNya.Dialah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa. Akan
tetapi Dia memberikan kematian karena sesungguhnya kematian itu bertiup
dari nafas dan menakutkan.Ulama’ berkata: Kematian itu bukanlah hal
yang fana, yang terputus dari segala kehidupan akan tetapi hanya
perpindahan dari satu alam ke alam lain. Hal ini sudah menjadi
ketetapan dalam qoul yang shahih bahwa mayyit itu mendengar, melihat
dan merasakan di dalam kuburnya sebagaimana Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya salah seorang diantara kamu apabila diletakkan didalam
kuburnya dan para sahabatnya mengiringinya ,sesungguhnya dia mendengar
suara langkah kakinya. Kematian adalah terputusnya ruh dari badan
terpisahnya dari jasad.
- ليبلوكم أيكم أحسن عملا yaitu:
Allah
menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik dari yang jelek.
Imam Qurthubi berkata: Yakni amalmu yang diuji, sesungguhnya Allah
mengetahui orang yang taat dan berbuat dosa.
Dzat yang mengalahkan orang yang melawan-Nya.
Maha pengampun atas dosa-dosaaa orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya.
- الذي خلق سبع سموات طباقا yaitu:
Menciptakan tujuh langit yang berlapis-berlapis
- ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت yaitu:
Wahai
para pendengar kamu tiadak melihat ciptaan Allah sesuatu kekurangan dan
cacat atau perbedaan dan perselisihan. Tuhan adalah puncaknya
keyakinan, sesungguhnya Dia bersabda
Fi kholqir rohmaani dan bukan
fi hinna sebagai pengagungan bagi makhlukNya dan mengingatkan atas
luasnya kekuasaan Allah.
- فارجع البصر هل ترى من فطور yaitu:
Melihat kelangit secara berulang-ulang atas ciptaan Allah dan apakah kamu mellihat ketereblahan dan keterputusan?
- ثم ارجع البصر كرتين yaitu:
Kemudian mengulang-ulang lagi melihat ke langit yang sangat menajubkan.
- ينقلب إليك البصر خاسئا yaitu:
Penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sebuah cacat sebagai bukti, dan tidak melihat apa yang kamu inginkan.
Penglihatanmu
dalam keadaan letih dan payah karena penyakit yang tak mau sembuh. Imam
fahr berkata: Bahwa makna sesungguhnya apabila kamu mengulang-ulangi
pandanganmu, penglihatanmu tidak akan kembali kepadamu dengan apa yang
disandarkan dari adanya cacad dan cela tetapi kembali karena tidak
menemukan cacad dan melihat keletihan serta kepayahan penyakit yang tak
mu sembuh.
Imam Qurthubi berkata: mengulangi pandanganmu dan
membalikkan penglihatanmu kelangit secara berulang-ulang maka
penglihatanmu akan kembali kepadamu karena tunduk dan merasa kecil yang
jauh dari melihat cela dan cacad. Akan tetapi masalah pandangan dengan
berulang kali karena manusia apabila melihat sesuatu ssekali tidak
melihat cela selagi tidak melihat yang kedua kalinya.
Dan maksud
bil karrotaini adalah untuk memperbanyak dengan dalil
yanqolib ilaikal bashoro khosinan wahuwa hasiir
ini menunjukkan bukti atas banyaknya melihat kemudian Allah menerangkan
tentang bintang yang bercahaya dan memancar menghiasi langit.
Sesungguhnya
keempat ayat Mulk ini, membawa kita manusia ke halaman alam yang Maha
Kuasa untuk mempergunakan penglihatan mata dan pendengaran telinga
menghubungkan diri dengan Allah, dengan perantaraan alam yang Allah
ciptakan. Benarlah kata-kata yang jadi buah tutur dari ahli tasawuf:
Aku ini adalah perbendaharaan yang sembunyi lalu Aku ciptakan hamba-hambaKu. Maka dengan bimbingan-Kulah mereka mengenal Aku.
Akal
budi dan perasaan yang halus dalam diri dipersambungkan dengan alam
keliling oleh penglihatan dan pendengaran, untuk mengambil hasil dan
mencari hakikat yang sebenarnya mencari kenyataan sejati di belakang
kenyataan yang tampak.
Ayat-ayat ini mendorong kita berbuat
untuk mencintai seni, berperasaan halus, membawa kita dalam ilmu
pengetahuan serta dalam filsafat. Tetapi hasil sejati adalah
menumbuhkan keyakinan bahwa kita datang ke bumi tidak kebetulan dan
alam sendiri mustahil begini teratur; kalau tidak ada yang mengaturnya.
3 Surat Al-A’raf ayat 54
Yaitu surat yang menunjukkan akidah tentang Tuhan dan fenomena alam semesta.
Surat Al-A’raf ayat 54 berbunyi :
إن
ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش يغشي
الليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره ألا له
الخلق والأمر تبارك الله رب العالمين (54)
Penjelasan
- Menurut Sayyid Quthb makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:12
Akidah tauhid Islam tidak meninggalkan satu pun lapangan bagi manusia
untuk merenungkan zat Allah Yang Maha Suci dan bagaimana ia berbuat,
maka, Allah itu Maha Suci, tidak ada lapangan bagi manusia untuk
menggambarkan dan melukiskan zat Allah.
Adapun enam hari
saat Allah menciptakan langit dan bumi, juga merupakan perkara ghaib
yang tidak ada seorang makhlukpun menyaksikannya. Allah telah
menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesaran-Nya, yang
menguasai alam ini mengaturnya dengan perintah-Nya, mengendalikannya
dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini yaitu putaran
malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini.
Dia
menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semuanya tunduk kepada
perintah-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Pelindung, Pengendali
dan Pengatur. Dia adalah Tuhan kalian yang memelihara kalian dengan
manhaj-Nya, mempersatukan kalian dengan peraturan-Nya, membuat syariat
bagi kalian dengan izin-Nya dan memutuskan perkara kalian dengan
hukum-Nya. Dialah yang berhak menciptakan dan memerintah.
Inilah
persoalan yang menjadi sasaran pemaparan ini yaitu persoalan uluhiah,
rububiyah dan hakimiyah, serta manunggalnya Allah SWT. Pada semuanya
ini ia juga merupakan persoalan ubudiyah manusia di dalam syariat hidup
mereka. Maka, ini pulalah tema yang dihadapkan konteks surat ini yang
tercermin dalam masalah pakaian sebagaimana yang dihadapi surat
Al-An’am dalam masalah binatang ternak, tanaman,nazar-nazar dan
syiar-syiar.
Menurut Thahir Ibnu Asyur makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:13
- Bahwa
hubungan surat ini sangat serasi. Ia memulai dengan menyebut al-Qur’an,
perintah mengikutinya serta larangan mendekati apa yang bertentanngan
dengannya. Selain itu juga memperingatkan ttentang apa yang menimpa
umat-umat yang dahulu, yang enggan mengakui keesaan Allah serta
mendurhakai rasul-rasul mereka . Setelah itu semua kumpulan ayat ini
menjelaskan tentang tauhid beserta bukti kebenarannya dan mengajak
untuk tunduk dan patuh kepadanNya.
Menurut Al-Biqa’i makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:
- Bahwa
tema pokok yang berkisar pada uraian al-Qur’an tentang tauhid, Nubullah
(kenabian), hari kemudian, dan pengetahuan. Ayat ini juga menegaskan
bahwa sesungguhnya Tuhan Pemelihara dan Pembimbing, serta yang
menciptakan kamu dari tiada dan akan membangkitkan kamu ialah Allah
Yang Maha Esa yang telah mneciptakan semua langit dan bumi yakni alam
raya dalam enam hari (enam masa).
Informasi tentang penciptaan alam dalam enam hari mengisyaratkan tentang qudrat, dan ilmu, serta hikmah Allah swt .
Kemudian
Dia bersemayam di atas Arsy. Dia berkuasa dan mengatur segala yang
diciptakan-Nya, sehingga berfungsi sebagaiman ynag ia kehendaki yaitu
Dia menutupkan malam dengan kegelapannya kepada siang ataupun
sebaliknya dan silih berganti dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan
dan bintang masing-masig tunduk kepada perintah-Nya, yakni alah
menetapkan hukkum yang berlaku atasnnya dan benda-benda itu tidak dapat
mengelak dari hokum-hukum yang ditetapkan Allah itu.
- ثم استوى على العرش yaitu:
Istawa
makna dasarnya bersemayam dialihkan ke makna majazi yaitu berkuasa.
Sehingga penggalan ayat ini menegaskan tentang kekuasaan Allah SWT
dalam mengatur dan mengendalikan alam raya, tetapi hal tersebut sesuai
dengan kebesaran dan kesucian-Nya dari segala sifat kekurangan atau
kemakhlukkan.
Kata
Tsumma menggambarkan betapa jauh tingkat penguasaan ‘Arsy, dibanding dengan penciptaan langit dan bumi.
Terambil dari kata
sakhkhara yang
berarti ancaman, pengajaran atau pengaturan tanpa meminta imbalan dari
yang dittundukkan untuknya. Ini berarti, alam raya dan segala isinya
ditundukkan allah SWT untuk dimanfaatkan oleh manusia, jika demikian
bukan manusia yang menundukkannya, sehingga manusia tidak boleh
annnngkkuh terhadap alam akan tetapi harus bersahabat denngannnnya
ssambil mensyukuri nikmat Tuhan denagn jalan mengikuti semua
tuntunanNya, baik yang berkaitan dengan alam, maupun diri manusia
sendiri.
Berasal dari kata
baraka
yang berarti menetap dan mantap. Dan dapat dipahami dalam arti
kebajikan yang banyak. Allah adalah wujud yang tak berubah, selalu ada
dan menetap lagi banyak kebajikannya.
Dari penjelasan ini
terlihat, bahwa ketika kata itu dinisbahkan kepada Allah dapat
dipahami dalam arti sangat menonjol kebajikan yang disandanng dan
dinampakan olehNya. Itu semua terhampar jelas dialam raya ini.
Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuny makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu:14
- Di dalam ayat ini Alah menyebutkan beberapa dalil dan bukti tentang keEsaanNya:
- Penciptaan langit tujuh tingkatan, yang merupakan bukti penciptaan dan kemukjizatan
- Arsy ar-Rahman yang tidak dapat dicakup oleh langit dan bumi, yang tak dapat dibayangkan oleh hayalan karena besarnya.
- Bintang, matahari, rembulan, dan berbagai planet, yang semua ada di bawah kekuasaan Allah.
Tujuan pemaparan ayat ini adalah jangan menjadikan kita lupa untuk
berhenti beberapa saat di depan pemandangan yang indah, hidup, bergerak
dan memberikan isyarat/kesan yang mengagumkan.
4 Surat Ali Imran ayat 190
Imam
Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Husain Ibnu Ishaq
At-Tushri, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Hammani, telah
menceritakan kepada kami Ya’qub Al-Qummi, dari Ja’far Ibnu Abul
Mugirah, dari Sa’id Ibnu Jubairi dari Ibnu Abbas yang menceritakan
bahwa orang-orang Quraisy datang kepada orang-orang Yahudi, lalu
berkata, Mukjizat apakah yang dibawa oleh Nabi Musa kepada Kalian?
orang-orang Yahudi menjawab, tongkat dan tangannya yang tampak putih
bagi orang-orang yang memandang. Mereka datang kepada orang-orang
Nashrani, lalu bertanya, Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?.
Orang-orang Nashrani menjawab, Dia dapat menyembuhkan orang yang buta
sejak lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan
orang-orang yang mati. Mereka datang kepada Nabi SAW dan berkata,
berdoalah kepada Allah, semoga Dia menjadikan kamu bukit Shifa ini
menjadi emas. Maka turunlah ayat ini yang berbunyi :
إن في خلق السموات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب (آل عمران : 190)
Riwayat
ini sulit dimengerti, mengingat ayat ini adalah ayat Madaniyah,
sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar bukit emas menjadi
emas adalah di Makkah.
Penjelasan
- Menurut Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi makna ayat:15
إن في خلق السموات والأرض
Yaitu
yang ini dalam ketinggiannya dan keluasannya, dan yang ini dalam
hamparannya, kepadatannya serta tata letaknya, dan semua yang ada pada
keduanya berupa tanda-tanda yang dapat disaksikan lagi amat besar,
seperti lautan gunung, pepohonan, hewan, tumbuhan, barang tambang serta
berbagai macam manfaat yang beraneka warna, bermacam-macam rasa, bau
dan kegunaannya..
واختلاف الليل والنهار
Yaitu
saling bergiliran dan mengurangi panjang dan pendeknya; ada kalanya
yang ini panjang dan yang lain pendek, kemudian keduanya sama. Setelah
itu yang ini mengambil sebagian waktu dari yang lain hingga ia menjadi
panjang waktunya, yang sebelum itu pendek dan menjadi pendeklah yang
tadinya panjang. Semuanya itu berjalan berdasarkan pengaturan dari
Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
- Karena itu dalam firman selanjutnya disebutkan:
لآيات لأولي الألباب
Maksudnya
yaitu akal-akal yang sempurna lagi memiliki kecerdasan, karena hanya
yang demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya
masing-masing secara jelas dan gamblang. Lain halnya dengan orang tuli
dan bisu serta orang-orang yang tak berakal seperti yang disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 105-106, yang berbunyi:
وكأين من ءاية في السموات والأرض يمرون عليها وهم عنها معرضون (105) وما يؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون (106) (يوسف : 105- 106)
- Menurut Sayyid Quthb terjemahan Aunur Rafiq Shaleh Thamhid dari Tafsir Fi Dzilalil Qur’an bahwa makna : 16
Ulul
albab yaitu orang-orang yang memiliki kesadaran yang benar, membuka
mata hati mereka untuk menerima ayat-ayat kauniyah Allah tanpa memasang
berbagi penghalang dan tidak menutup berbagai pintu yang menghubungkan
antara diri mereka dan ayat-ayat tersebut.
Dari penjelasan
diatas dapat dipahami bahwa kontek al-Quran disini menggambarkan secara
cermat tahap-tahap getaran jiwa yang ditumbuhkan oleh tatapan terhadap
pemandangan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang didalam
perasan ulul albab. Menjadikan kitab alam yang terbuka ini sebagai
kitab penngetahuan bagi manusia dengan Tuhan dan ciptaannya.
Kontek
ini juga menggabungkan antara perenungan makhluk ciptaan tuhan dan
ibadah kepadaNya, sehingga perenungan ini bernilai ibadah dan
menjadikanya sebagai bagian dari manifestasi dzikir . Penggabungan
tersebut mengisyaratkan dua hal penting yaitu:
- Perenungan
tentang ciptaan Tuhan, pencermatan terhadap tangan Allah Yang Maha
Pencipta, ketika menggerakkan alam ini dan lembarankitab ini merupakan
ibadah yang sejati kepada Alah dan dzikir yang utama kepadanya.
- Bahwa
ayat-ayat Allah di alam ini tidak akan terlihat jelas sesuai hakikatnya
yang sarat inspirasi, kecuali oleh hati ynag senantiasa beribadah dan
berdzikir.
5 Surat Ibrahim ayat 32 sampai 34
Surat Ibrahim ayat 32 berbunyi:
الله
الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقا
لكم وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره وسخر لكم الأنهار (32)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat:17
- الله الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء yaitu:
Maksudnya adalah bahwasannya Allah menciptakan langit dan bumi
untuk manusia. Langit diturunkan darinya air (hujan) dan bumi menerima
air hujan itu.
- ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم yaitu:
Bahwa
berbagai buah-buahan keluar dari keduanya (langit dan bumi).
Tanaman-tanaman adalah sumber rizki yang pertama dan sumber kenikmatan
yang nyata. Hujan dan penumbuhan keduanya mengikuti sunnah yang telah
diciptakan padanya alam semesta ini.
Juga mengikuti
undang-undang yang menetapkan turunnya hujan, tumbuhnya
tanaman-tanaman, dan itu berbicara tentang nikmat-nikmat Allah yang tak
terhingga. Halaman-halaman yang luas lagi besar menampilkan berbagai
warna kenikmatan-kenikmatan itu sejauh mata memandang.
- وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره yaitu:
Bahwa
Allah menundukkannya dengan apa yang telah Dia titipkan pada berbagai
unsur kekhususan-kekhususan yang dapat menjalankan bahtera pada
permukaan air. Juga dengan apa yang telah Dia titipkan pada manusia
berupa spesialisasi-spesialisasi yang berhasil ditemukan oleh hukum
segala sesuatu. Semua itu ditundukkan dengan kehendak Allah.
Sungai-sungai
mengalir, maka mengalirlah kehidupan dengan membawa berbagai rizki. Air
sungai melimpah, maka melimpahlah kebajikan, dengan membawa apa yang
terkandung di dalamnya berupa ikan, rumput-rumputan, dan
manfaat-manfaat lainnya. Semua itu untuk manusia dan untuk apa yang
dipelihara dan didayagunakan manusia, yakni sebangsa burung dan
hewan-hewan lainnya.
Surat Ibrahim ayat 33 berbunyi:
وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار (33)
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat:18
- وسخر لكم الشمس والقمر دائبين yaitu:
Maksudnya
manusia tidak memanfaatkan matahari dan bulan secara langsung
sebagaimana memanfaatkan air, buah-buahan, laut, bahtera dan sungai.
Akan tetapi, manusia mendapatkan manfaat dari unsur-unsur
(pengaruh-pengaruh dan jejak-jejak sinar) keduanya dan mengambil
berbagai materi dan potensi kehidupan dan penghidupannya, bahkan dalam
struktur dan reformasi sel-sel tubuhnya.
- وسخر لكم الليل والنهار yaitu:
Demikian
pula Allah menunjukkan malam dan siang sesuai dengan kebutuhan dan
struktur manusia serta apa yang relevan dengan kegiatan dan waktu
santainya. Seandainya yang ada itu siang selamanya/malam selamanya,
niscaya rusaklah organ-organ manusia. Di samping itu terjadi kerusakan
pada segala yang ada di sekitarnya serta terhalang kehidupan, kegiatan
dan produksinya.
Semua itu tiada lain kecuali tulisan-tulisan
yang terhampar dalam kenikmatan-kenikmatan yang luas pada setiap
tulisan terdapat titik-titik yang tiada terhingga. Oleh karena itulah
tulisan-tulisan itu dihimpun secara global dan relevan dengan hamparan
yang dipertunjukkan dan suasana yang universal.
Menurut M. Quraisy Shihab makna ayat:19
- Kata سخر digunakan
dalam arti menundukkan sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain.
Sesuatu yang ditundukkan Allah tidak lagi memiliki pilihan, dan dengan
demikian, manusia yang mepelajari dan mengetahui sifat sesuatu itu akan
merasa tenang menghadapinya karena yang ditundukkan tidak akan
membangkang. Dari sini diperoleh kepastian hukum-hukum alam.
Penundukkan
bahtera adalah kemampuan manusia membuatnya sehingga dapat digunakan
untuk berlayar dan mengangkut barang-barang menuju arah yang mereka
kehendaki. Ayat ini menyatakan menundukkan bahtera bagi kamu supaya ia
berlayar karena kontek ayat ini menyebut nikmat Tuhan sedang alat
transportasi laut merupakan salah satu nikmat dari kelautan.
- Kata دائبين yaitu: bentuk dual dari kata da’b.
kata ini mengandung makna berkelanjutnya suatu aktifitas tertentu
secara teratur dan terus menerus. Perurutan penyebutan anugerah Tuhan
diatas sungguh serasi.
Surat Ibrahim ayat 34 berbunyi:
وءاتكم من كل ما سألتموه وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها إن الإنسان لظلوم كفار (34)
Penjelasan
Menurut Sayyid Qutuhb makna ayat:20
- وءاتكم من كل ما سألتموه وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها yaitu:
Inilah
i’jaz yang di dalamnya serasi dan harmonis semua sentuhan, tulisan,
warna dan bayangan dalam pagelaran alam semesta dan pertunjukkan
kenikmatan-kenikmatan. Bahwasannya Allah telah memberikan segala
nikmatnya kepada kita, yakni harta, keturunan, kesehatan, perhiasan dan
kesenangan. Nikmat Allah itu lebih besar dan lebih banyak dari
penghitungan yang dilakukan oleh sekelompok manusia (seluruh manusia).
Mereka semua terbatasi di antara dua batas waktu : permulaan dan
penghabisan. Juga di antara batas-batas pengetahuan, mengikuti
batas-batas waktu dan tempat. Nikmat-nikmat Allah itu mutlak sehingga
pengetahuan dan pengamatan manusia tidak bisa melingkupinya.
- إن الإنسان لظلوم كفار yaitu:
Setelah
itu semua, mereka menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu. Bahkan semua
itu pula, kamu tidak menyukuri nikmat Allah, tetapi justru
menukarnya dengan kekafiran dan melakukan kedzaliman dalam takdir
maupun dalam ibadah.
Menurut M. Quraisy Shihab makna ayat 34 yaitu:
- وءاتكم من كل ما سألتموه yaitu:
Segala
kebutuhan manusia telah disiapkan oleh Allah SWT atau Allah telah
menyiapkan dan memberikan kepada setiap orang apa yang dimintanya, baik
melalui usahanya yang disukseskan Allah maupun melalui perintahNya
kepada yang memiliki kelebihan untuk memberikan sebagian dari yang
dimilikinya kepada yang butuh.
Berarti
mendzalimi dan menghalangi orang lain memperoleh haknya, atau
menyianyiakan sesuatu dan tidak menggunakannya pada tempat yang
semestinya.
Terambil
dari akar kata yang terdiri dari huruf ha’,syad, dan ya’. Dan
mengandung tiga makna, yaitu mneghalangi/melarang; menghitung dan
mampu; dari sini lahir makna mengetahui dan mencatat serta memelihara;
dan sesuatu yang merupakan bagian dari tanah, dari sini lahir kata
hasha yang bermakna batu. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
maksud kata tersebut adalah pengetahuan menyangkut sesuatu dari
himpunan dan bilangannya, sehingga yang dapat menjangkau segala sesuatu
hanyalah Tuhan
Ayat ini ditutup dengan mengemukakan dua sifat buruk manusia yaitu
sangat
dzalim dan kafir. Sehingga kontek ayat 34 mengandung uraian tentang
sikap manusia yang durhaka terhadap aneka anugerah Allah.
Menurut Prof. Syeikh Musthofa Al-Maraghy makna surat Ibrahim ayat 32-34 yaitu:21
- الله الذي خلق السموات والأرض yaitu:
Allah
Yang telah menciptakan langit dan bumi bagi kalian, keduanya lebih
besar daripada kalian dan pada keduanya terdapat banyak manfaat, baik
yang kalian ketahui maupun yang tidak diketahui. Dan semuanya itu
menunjuk kepada kebesaran kodrat-Nya dan kesempurnaan nikmat-Nya atas
wujud ini.
- وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم yaitu:
Dan
Dialah Allah yang telah menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan
air hujan itu Dia menumbuhkan pohon-pohon dan tanaman, sehingga
menghasilkan buah-buahan dan sayuran kepada kalian sebagai rizqi yang
kamu makan dan menjadikan kalian hidup. Ayat ini juga sama dengan
firman Allah dalam surat Thahaa ayat 53.
- وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره yaitu:
Dia
menundukkan bahtera-bahtera bagi kamu, seperti dengan menjadikan
kalian mampu membuatnya, menjadikannya mengapung di permukaan air, dan
diatas lautan dengan perintah Tuhan. Kemudian, Dia menundukkan lautan
membawa bahtera itu, agar para Musafir dapat menempuh jarak yang jauh
untuk mengangkut dan menindahkan apa yang ada di suatu daerah ke daerah
lain untuk menghasilkan manfaat yang mereka perlukan.
Dia
menundukkan sungai-sungai bagi kamu yang membelah bumi dari satu
belahan ke belahan lain, agar kamu memanfaatkannya untuk minum dan
membuat selokan /saluran, untuk menyirami tanaman, taman/kebun dan lain
sebagainya.
- وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار yaitu:
Dia
menundukkan bagi kalian matahari dan bulan untuk selalu saling
bergerak di dalam falaq-Nya, tidak berhenti-henti, untuk menerangi
dunia dan memberikan daya hidup kepada binatang-binatang dan
tumbuh-tumbuhan.
- وسخر لكم الليل والنها yaitu:
Dia-lah
yang menundukkan bagi kamu malam dan siang yang salling mengikuti.
Siang itu untuk mencari penghidupan dan bekerja, sedang malam untuk
beristirahat. Sebagaimana dalam surat al-Qashas ayat 73.
Matahari
dan bulan terus menerus beriringan, demikian pula malam dan siang. Maka
kadang-kadang malam lebih panjang dari siang maupun sebaliknya.
- وءاتكم من كل ما سألتموه yaitu:
Allah
telah meyediakan bagi kalian segala apa yang kalian perlukan dalam
seluruh keadaan kalian, dari segala yang berhak untuk kamu memohonnya,
baik kamu memohonnya ataupun sebaliknya. Karena, Allah-lah yang telah
meletakkan di dalam dunia ini berbagai manfaat yang tidak di ketahui
oleh manusia, tetapi disediakan bagi mereka. Sehingga, tidak seorang
pun dari umat dahulu memohon kepada Tuhan agar diberi kapal terbang
magnit, dan listrik. Semua itu diberikan kepada manusia secara
bertahap, dan masih ada keajaiban yang akan tampak bagi orang -orang
sesudahnya.
- وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها yaitu:
Dan kamu wahai anak Adam tiada sanggup menghitung satu persatu nikmat
Allah yang telah dicurahkan atas dirimu, konon lagi mensyukuri-Nya.
- إن الإنسان لظلوم كفار yaitu:
Sesungguhnya
manusia yang mengganti nikmat Allah dengan kekufuran benar-benar telah
bersyukur kepada selain Tuhan yang melimpahkan nikmat kepadanya. Dengan
demikian, dia telah menempatkan syukur bukan pada tempatnya. Allah-lah
yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, dan Dia-lah yang berhak
menerima ibadah yang ikhlas. Namun, manusia beribadah kepada selain-Nya
dan menjadi sekutu bagi-Nya untuk menghalangi manusia dari jalan-Nya.
Itulah kedzalimannya, dan itulah keingkaran terhadap nikmat yang dia
limpahkan kepadanya. Dia telah memalingkan ibadah kepada selain Tuhan
yang memberinya nikmat, dan tidak taat kepada-Nya.
Dari
penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam surat Ibrahim ayat 32-34
ini, Tuhan menerangkan dalil yang terdapat dalam cakrawala yang
menunjuk kepada kita agar wajib mensyukuri nikmat Allah dan
mentaati-Nya.
KesimpulanDari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Allah
telah menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesarannya, yang
menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya ,mengendalikannya
dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran
malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan
matahari, bulan dan bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Al-Qur’an
telah menghubungkan semua pagelaran alam semesta dan seluruh getaran
jiwa kepada akidah tauhid. Ia mengubah setiap kilatan sinar dalam
lembaran alam semesta atau dalam batin manusia kepada sebuah dalil atau
isyarat. Demikianlah alam semesta beserta segala isinya beralih rupa
menjadi tempat pementasan ayat-ayat Allah yang dihiasi dengan keindahan
oleh “tangan” kekuasaan dan bekas-bekasnya tampak nyata dalam setiap
pagelaran dan pemandangan serta gambaran dan bayang-bayang didalamnya.
Sehingga manusia diharuskan percaya dengan adanya alam semesta ini
sebagai bukti dari kebesaran Tuhan.
Alam semesta bukanlah produk
dari hasil pemikiran manusia melainkan produk dari hasil
pemikiranTuhan. Berdasarkan bukti yang kongkrit dan valid yang berupa
ayat-ayat al-Qur’an seperti surat al-Baqoroh: 29, al-A’raf: 54,
Ibrahim: 32-34, Fushilat: 9-11, al-Anbiya’: 31, ali-Imran:190-194 dan
al-Mulk: 1-4 serta ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an. Perdebatan yang
terjadi dikalangan Teolog Muslim menyangkut ungkapan-ungkapan al-Qur’an
itu, tidak lain kecuali salah satu dampak buruk dari sekian dampak
buruk filsafat Yahudi dan Nashrani yang bercampur dengan akal Islam
yang murni. Tidaklah wajar bagi kita dewasa ini terjerumus dalam
kesalahan tersebut sehingga memperburuk keindahan akidah Islam dan
keindahan al-Qur’an.
Allah menciptakan alam semsta ini dalam
keadaan yang sangat harmonis, serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk.
Allah telah menjadikannya baik, memerintahkan hamba-hambanya untuk
memperbaikinya. Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang
terdapat dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar mensyukuri
Allah dan tetap mentaati-Nya.